Universitas Trunojoyo Madura Gelar FGD Strategis: Perkuat Sinergi Stakeholder untuk Optimalkan Tracer Study dan Capai IKU 1

Bangkalan, 10 Juli 2025 — Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-24, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melalui Unit Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPA PKK) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Peningkatan Capaian IKU 1 Melalui Optimalisasi Tracer Study dan Sinergi Stakeholder: Strategi Memetakan dan Menyerap Jejak Karier Alumni”. Kegiatan ini dilangsungkan secara hybrid (luring dan daring) di Aula Syaichona Muhammad Kholil, Lantai 10 Gedung Graha Utama UTM, dan dihadiri oleh pimpinan universitas, dosen, alumni, serta berbagai mitra pengguna lulusan (user).
FGD ini merupakan langkah konkret UTM dalam menguatkan implementasi Indikator Kinerja Utama (IKU) 1, yang berfokus pada kualitas lulusan dan keterserapan mereka di dunia kerja, dunia usaha, maupun wirausaha. Turut hadir dalam kegiatan ini Rektor UTM Prof. Dr. H. Safi’, S.H., M.H., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Alumni, para Wakil Dekan Bidang Akademik, perwakilan Unit Penjaminan Mutu, para dosen, alumni lintas angkatan, serta para stakeholder dari dunia kerja dan industri.
Dalam sambutannya, Ketua UPA PKK, Dr. Mardiyah Hayati, S.P., M.P. menekankan bahwa tracer study tidak bisa diserahkan sepenuhnya hanya kepada UPA PKK, melainkan membutuhkan kolaborasi dari seluruh elemen di lingkungan kampus, terutama program studi.
“Tracer study perlu didorong bersama-sama. Mahasiswa menjalani pembelajaran dan membangun relasi di tingkat program studi. Maka ketika lulus, keterikatan emosional dan akademik mereka sebenarnya lebih kuat ke prodi. Oleh karena itu, agar partisipasi alumni dalam mengisi tracer study meningkat, program studi juga harus turut aktif,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa tracer study tidak hanya melibatkan alumni, tetapi juga stakeholder atau mitra pengguna lulusan. “Setelah kegiatan ini, kami akan mulai menghubungi user untuk mengisi kuesioner tracer study. Ini penting sebagai upaya untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang performa lulusan di dunia kerja,” lanjut Mardiyah. Ia berharap FGD ini dapat menjadi titik tolak penyelesaian berbagai tantangan terkait tracer study di UTM melalui kerja kolektif semua pihak.
Rektor UTM, Prof. Dr. H. Safi’, S.H., M.H., dalam arahannya menegaskan pentingnya tracer study dalam membangun tolok ukur keberhasilan sebuah perguruan tinggi.
“Indikator keberhasilan perguruan tinggi tidak lagi hanya sebatas pada proses akademik di dalam kelas, tapi juga bagaimana lulusannya bisa bertahan, berkembang, dan sukses di tengah masyarakat. Itu mencakup kesuksesan secara ekonomi, sosial, maupun profesional,” tutur Rektor.
Ia menyampaikan bahwa capaian IKU UTM pada tahun 2024 telah melampaui target yang ditetapkan, dan hal itu menjadi bukti bahwa upaya perbaikan terus dilakukan secara sistematis. “Alhamdulillah, alumni UTM tersebar di berbagai bidang—sebagai politisi dari daerah hingga pusat, DPR RI, hakim, ASN, dan berbagai sektor lain. Ini menjadi semangat bagi kita untuk terus mendorong kualitas dan kiprah alumni, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rektor menekankan pentingnya mendorong mahasiswa untuk tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja melalui penguatan mental kewirausahaan. “UPA PKK harus terus mengembangkan program-program pengembangan karir dan kewirausahaan. Mahasiswa perlu dibekali kemampuan entrepreneur agar tidak hanya mengandalkan peluang kerja, tapi juga mampu menciptakan peluang itu sendiri,” ujarnya menutup sambutan.
FGD ini menghadirkan narasumber utama Danial, S.Si., M.T., yang saat ini menjabat sebagai Kepala Seksi Tracer Study Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus Wakil Direktur Pendamping Tracer Study pada Indonesia Career Center Network (ICCN). Dalam pemaparannya yang bertajuk “Peran Strategis Tracer Study”, Danial menyoroti pentingnya tracer study sebagai instrumen evaluasi pendidikan tinggi yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan institusi berbasis data lulusan.
“Tracer study adalah instrumen strategis, bukan sekadar formalitas. Ia harus menjadi fondasi pengambilan kebijakan akademik, penyesuaian kurikulum, dan pengembangan jejaring kerja sama dengan dunia usaha dan industri,” jelas Danial.
Menurutnya, agar tracer study berdampak nyata, perlu ada integrasi antara sistem digital, partisipasi aktif alumni, serta dukungan kuat dari seluruh unit di lingkungan universitas. Ia juga membagikan praktik terbaik dari pelaksanaan tracer study di ITB serta langkah-langkah implementatif yang bisa diterapkan oleh UTM.
Diskusi yang dimoderatori oleh Novi Diana Badrut Tamami, S.P., M.P., berlangsung interaktif, dengan berbagai masukan dan pertanyaan dari peserta baik secara langsung maupun daring. Hasil diskusi menghasilkan sejumlah rekomendasi penting, di antaranya: pelibatan aktif program studi dan alumni dalam proses tracer study, penyusunan sistem pelacakan alumni berbasis teknologi, peningkatan kapasitas SDM pelaksana tracer study, serta pendekatan kolaboratif dengan stakeholder eksternal.
Melalui FGD ini, UTM berharap dapat meningkatkan kualitas data tracer study sebagai dasar perencanaan strategis yang lebih akurat dan berkelanjutan. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara universitas, alumni, dan dunia kerja dalam rangka mencetak lulusan yang tidak hanya adaptif, tetapi juga inovatif dan kompetitif di era global.