UTM di Usia ke-24: Dari Madura, Menyala untuk Dunia

9
0
Share:

Bangkalan, 24 Juli 2025 — Suasana penuh semangat menyelimuti Gedung R.P. Moh. Noer Universitas Trunojoyo Madura (UTM) pagi itu. Para akademisi, mahasiswa, pejabat daerah, dan mitra perguruan tinggi berkumpul dalam satu momen penting: peringatan Dies Natalis ke-24 UTM, yang dikemas dalam Rapat Senat Terbuka dan Orasi Ilmiah bertema “Kemajuan Teknologi dalam Mendukung Pendidikan Berkualitas dan Perguruan Tinggi Berdampak serta Berkelanjutan.”

Tak sekadar seremoni, perhelatan ini menjadi refleksi panjang perjalanan UTM dari kampus muda di pesisir Bangkalan, menjadi institusi pendidikan tinggi yang hari ini berdiri gagah sebagai mercusuar ilmu pengetahuan dan inovasi di Madura.

Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’, S.H., M.H., Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa Dies Natalis ini adalah momentum untuk mengukuhkan kembali semangat UTM sebagai “kampus rakyat” yang tidak pernah berhenti tumbuh bersama masyarakat.

“Kami percaya, dari Madura kita bisa memberi dampak nyata bagi dunia,” ucap Rektor dengan nada tegas namun optimistis.

Ia lalu memaparkan sederet capaian strategis UTM sepanjang tahun 2025:

  • Institusi naik akreditasi menjadi “Unggul”
  • 10 Program Studi meraih akreditasi Unggul
  • 7 Program Studi terakreditasi internasional oleh FIBAA
  • 219 artikel ilmiah di jurnal bereputasi internasional
  • 27 guru besar aktif
  • 20 startup mahasiswa tumbuh dengan bimbingan kampus
  • Inovasi lokal seperti varietas jagung Madura-3 dan teknologi garam berkelanjutan
  • Pendapatan BLU mencapai Rp78,22 miliar
  • Pembangunan infrastruktur baru: Teaching Industry Center, Klinik Pratama, Rumah Sakit UTM, dan Gedung Olahraga

Meski begitu, Rektor tak menutup mata pada tantangan. Ia menyoroti masih lemahnya penetrasi hasil inovasi UTM ke pasar lokal. Karenanya, ia mengajak pemerintah dan masyarakat untuk membuka lebih banyak ruang bagi produk dan solusi lokal yang lahir dari riset kampus.

Dalam sambutannya, Bupati Bangkalan Lukman Hakim, S.IP., M.H., tampil dengan nada yang penuh kebanggaan. Baginya, UTM adalah lebih dari sekadar lembaga pendidikan ia adalah simbol harapan dan transformasi sosial bagi Madura.

“Selama 24 tahun, UTM telah menunjukkan bahwa kampus bukan hanya tempat kuliah, tapi juga ruang tumbuhnya gagasan, penggerak perubahan, dan rumah bagi mimpi anak-anak Madura,” ujarnya.

Bupati menekankan pentingnya peran teknologi dalam pendidikan masa kini. Ia menyebut bahwa inovasi bukan lagi bonus, melainkan keharusan. Perguruan tinggi, lanjutnya, harus siap melahirkan lulusan yang tak hanya cerdas secara akademis, tapi juga tangguh menghadapi perubahan zaman.

Orasi ilmiah disampaikan oleh Anggota VI BPK RI, Drs. H. Fathan Subchi, M.A.P., CIISA, ChFA, CSFA, yang tampil menyuguhkan perspektif tajam dan relevan soal transformasi digital dalam dunia pendidikan.

Fathan menjelaskan bahwa teknologi seperti AI, Big Data, Cloud Computing, dan IoT bukan lagi wacana masa depan, tapi sudah menjadi realitas hari ini. Universitas, kata dia, harus menjadikan teknologi sebagai bagian inti dalam strategi pendidikan.

Ia menyebut tiga pilar utama yang harus dibangun kampus era baru, Aksesibilitas, Kualitas pembelajaran dan Efisiensi manajemen.

Contoh-contoh konkret juga disampaikan: penggunaan Learning Management System (LMS), pemanfaatan AI untuk personalisasi materi, VR untuk simulasi praktikum, dan mobile learning untuk menjangkau pelosok tanpa batas geografis.

Fathan mengapresiasi UTM karena tidak hanya memanfaatkan teknologi, tetapi juga menciptakannya: dari sistem penyiram otomatis, digitalisasi UMKM, hingga pemanfaatan panel surya untuk efisiensi energi.

“UTM adalah contoh nyata kampus berdampak. Kampus yang tidak hanya mencetak lulusan, tapi juga menjawab masalah masyarakat,” puji Fathan.

Ia juga menyinggung pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan perguruan tinggi. Menurutnya, tata kelola kampus harus semakin modern, berbasis sistem digital terintegrasi, dan didukung SDM yang kompeten.

Selain pidato dan orasi, Dies Natalis ke-24 UTM juga diramaikan dengan peluncuran sejumlah Inovasi dan program baru, seperti, Maskot resmi UTM, Produk air minum berlabel kampus: “UTM Water”, Penyerahan SK Program Magister Pendidikan Dasar dan Pembagian hadiah lomba UTM FUN Festival, yang menjadi ajang unjuk kreativitas sivitas akademika

UTM di usia ke-24 bukan lagi sekadar institusi belajar, melainkan pusat pengetahuan yang hidup, berdetak bersama denyut masyarakat Madura. Ia adalah tempat lahirnya pemikiran, solusi, dan semangat membangun masa depan.

Leave a reply