Universitas Trunojoyo Madura Gelar Workshop Pencegahan dan Penanganan Kekerasan: Bangun Kampus Aman dan Harmonis Tanpa Kekerasan

9
0
Share:

Bangkalan, 1 Juli 2025 — Dalam upaya mewujudkan lingkungan kampus yang inklusif, aman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melalui Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT) menyelenggarakan Workshop Pencegahan dan Penanganan Kekerasan dengan tema “Bersama Membangun Keharmonisan Tanpa Kekerasan”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Syaikhona Muhammad Kholil, Gedung Graha Utama Lantai 10, dan dihadiri oleh berbagai unsur sivitas akademika, mulai dari dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, hingga perwakilan organisasi mahasiswa ekstra kampus.

Workshop ini merupakan salah satu langkah konkret dalam memperkuat pemahaman serta kapasitas sivitas akademika untuk mengenali, mencegah, dan menangani kekerasan di lingkungan pendidikan tinggi. Di samping menjadi wadah edukatif, kegiatan ini juga dirancang untuk membangun budaya kampus yang lebih sehat, adil, dan berperspektif gender, selaras dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Dalam sambutannya, Ketua Satgas PPKPT UTM, Sumriyah, S.H., M.H. menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya preventif sekaligus responsif terhadap masih maraknya kekerasan, terutama yang menimpa mahasiswa dan perempuan di lingkungan kampus.

“Maksud dan tujuan kami mengadakan kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi sebagai bentuk upaya pencegahan, karena sebagian besar korban kekerasan di lingkungan UTM adalah mahasiswa dan perempuan,” ujar Sumriyah.

Ia juga memaparkan bahwa Satgas PPKPT merupakan kelanjutan dari Satgas PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual) yang dibentuk pada tahun 2021 berdasarkan Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021. Seiring berjalannya waktu dan terbitnya Permendikbudristek No. 55 Tahun 2024, satuan tugas tersebut kini bertransformasi menjadi PPKPT (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi), yang memiliki mandat lebih luas mencakup segala bentuk kekerasan di lingkungan perguruan tinggi.

“Komposisi Satgas kami cukup unik dan inklusif, di mana sekitar 60 persen anggota berasal dari kalangan mahasiswa. Ini kami lakukan agar pendekatan dan penanganan kekerasan lebih dekat dengan realitas kehidupan mahasiswa sehari-hari,” tambahnya. Ia juga memperkenalkan jargon “Bersama, Berdaya, dan Inspiratif” sebagai semangat kolektif untuk membangun lingkungan kampus yang aman dan suportif.

Kegiatan workshop ini dibuka secara resmi oleh Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’, S.H., M.H., yang memberikan apresiasi kepada tim PPKPT atas inisiatifnya menyelenggarakan acara edukatif ini. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya membangun budaya damai dalam menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan kampus.

“Terima kasih atas kehadiran dan kesediaan para narasumber untuk berbagi ilmu dan pengalaman. Semoga pemikiran dan inspirasi yang dibagikan dapat menjadi semangat baru bagi kita semua dalam membangun perilaku damai, adil, dan solutif,” tutur Prof. Safi’.

Ia juga menyampaikan penghargaan atas peluncuran logo dan maskot baru PPKPT, yang tidak hanya menjadi identitas visual, tetapi juga simbol semangat dan komitmen UTM dalam menciptakan kampus yang bebas dari kekerasan.

Workshop ini menghadirkan dua narasumber utama yang memberikan wawasan dari sisi psikologis dan hukum. Narasumber pertama, Dr. Diana Rahmasari, S.Psi., M.Si., Psikolog, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Negeri Surabaya (UNESA), menyampaikan materi tentang pendekatan psikologis dalam pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan perguruan tinggi.

Ia menjelaskan pentingnya membangun kesadaran kolektif terhadap dinamika kekerasan, dampaknya terhadap korban, serta peran mahasiswa sebagai agen perubahan. “Mahasiswa memiliki peran strategis dalam membentuk budaya kampus yang saling menghormati. Strategi preventif seperti edukasi dan kampanye antikekerasan harus terus diperkuat, begitu pula pendekatan kuratif seperti pendampingan psikologis dan konseling,” jelas Dr. Diana.

Sementara itu, narasumber kedua, Iing Sholihin Firmansah, S.H., M.H., memaparkan aspek hukum pidana dalam kekerasan seksual. Ia menekankan bahwa pelaku kekerasan di lingkungan kampus bisa dikenakan sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan penting bagi mahasiswa untuk memahami hak-haknya serta jalur pelaporan yang tersedia.

Workshop ini juga menjadi ajang peluncuran logo dan maskot resmi PPKPT UTM, yang dirancang untuk memperkuat identitas dan membangun kedekatan emosional antara satuan tugas dengan sivitas akademika. Peluncuran ini disambut hangat oleh peserta workshop sebagai simbol semangat baru dalam mewujudkan kampus yang harmonis dan bebas dari kekerasan.

Dengan tagline “Bersama, Berdaya, Inspiratif”, Satgas PPKPT UTM menegaskan kembali komitmennya untuk terus hadir sebagai garda terdepan dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan, serta menjamin keamanan dan kenyamanan seluruh sivitas akademika.

Universitas Trunojoyo Madura berharap bahwa melalui kegiatan seperti ini, seluruh elemen kampus dapat semakin sadar dan peduli terhadap isu kekerasan, serta mampu menciptakan ruang-ruang akademik yang inklusif dan aman bagi semua.

UTM juga berkomitmen untuk terus menjadi pelopor dalam membangun budaya akademik yang menjunjung tinggi keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan. Sebab hanya dengan lingkungan yang bebas dari kekerasanlah, proses pendidikan dapat berkembang secara optimal dan menghasilkan generasi yang cerdas, tangguh, serta berintegritas tinggi.

Leave a reply