FT UTM Targetkan 100% Dosen Tercatat di Scopus pada 2025 Melalui Workshop Penulisan Publikasi Ilmiah Terindeks Scopus

trunojoyonews.com. Bangkalan, 5 Februari 2025 – Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura (FT UTM) kembali mempertegas komitmennya dalam mendorong produktivitas akademik dosen melalui penyelenggaraan Workshop Publikasi Ilmiah Terindeks Scopus, yang digelar di Auditorium Mini FT UTM, Selasa (4/2). Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan visibilitas riset dosen di kancah internasional, sekaligus mendukung ambisi UTM menjadi universitas berkelas dunia (World Class University).
Dalam sambutan pembuka, Hanifudin Sukri selaku Wakil Dekan II FT UTM, mengungkapkan bahwa saat ini 92% dosen FT UTM (109 dari 118 orang) telah memiliki ID Scopus. Namun, pihak fakultas tidak berpuas diri. “Target kami adalah mencapai 100% pada akhir 2025. Ini bukan hanya tentang kuantitas, tapi juga kualitas publikasi yang berdampak pada pengakuan global,” tegas Hanifudin di hadapan puluhan peserta yang terdiri dari dosen CPNS serta dosen dengan jabatan Asisten Ahli dan Lektor. Ia menambahkan, workshop ini dirancang untuk membekali dosen dengan strategi sistematis dalam menembus jurnal bereputasi, terutama yang terindeks Scopus. “Publikasi internasional adalah kunci untuk memperkuat posisi UTM dalam pemeringkatan universitas global. Ini juga menjadi indikator penting dalam akreditasi institusi,” ujarnya.
Alfian Ma’arif sebagai narasumber utama yang merupakan akademisi Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan pengelola jurnal di Peneliti Teknologi Teknik Indonesia (PTTI), membagikan sejumlah taktik praktis. Salah satunya adalah pemanfaatan platform preprint seperti ResearchGate dan SSRN untuk mempercepat perolehan ID Scopus. “Scopus tidak hanya mengindeks artikel jurnal, tetapi juga prosiding konferensi, poster ilmiah, bahkan bab buku. Fleksibilitas ini bisa dimanfaatkan dosen untuk membangun portofolio akademik,” papar Alfian.
Tak hanya itu, Alfian juga menekankan pentingnya kolaborasi riset lintas negara dan pemilihan topik penelitian yang relevan dengan isu global, seperti energi terbarukan, kecerdasan artifisial, atau mitigasi perubahan iklim. “Jurnal bereputasi tinggi sangat selektif. Mereka mencari penelitian yang novel dan berdampak luas. Karena itu, riset harus dirancang dengan pendekatan multidisiplin dan melibatkan peneliti dari berbagai negara,” jelasnya.
Peserta juga diajak memahami teknik keyword optimization dan analisis bibliometric menggunakan tools seperti Scopus Preview dan SciVal untuk mengidentifikasi jurnal tujuan yang sesuai dengan bidang riset. “Jangan asal submit! Pelajari pola sitasi, impact factor, dan tren topik di jurnal tujuan. Ini akan meningkatkan peluang penerimaan artikel,” tambah Alfian.
Sesi diskusi interaktif dengan banyak dosen mengajukan pertanyaan. Salah satu dosen dari Teknik Elektro Muttaqin, menanyakan cara mengatasi penolakan artikel karena keterbatasan pendanaan riset. Alfian menyarankan kolaborasi dengan industri atau lembaga riset luar negeri yang memiliki akses pendanaan lebih luas. “Grant writing dan proposal riset yang persuasif adalah kuncinya. Manfaatkan juga skema pendanaan internasional seperti Erasmus+ atau Newton Fund,” jawabnya.
Di akhir acara, Hanifudin Sukri kembali menegaskan bahwa mentalitas akademik menjadi kunci utama. “Masalah teknis seperti format penulisan bisa dipelajari, tapi keberanian untuk memulai dan konsistensi dalam meneliti adalah tantangan terbesar. Mulailah dengan riset kecil, lalu kembangkan secara bertahap,” pesannya.
Workshop ini adalah bagian dari serangkaian program FT UTM untuk meningkatkan kapasitas dosen. Ke depan, fakultas berencana mengadakan pelatihan penulisan grant proposal, coaching clinic review artikel, dan pendampingan kolaborasi dengan peneliti dari universitas mitra di dalam ataupun luar negeri. “Kami juga akan memfasilitasi dosen untuk menghadiri konferensi internasional dan membuka akses ke database premium seperti IEEE Xplore dan Springer,” ujar Hanifudin. Dengan langkah strategis ini, FT UTM optimistis dapat melampaui target 100% kepemilikan ID Scopus pada 2025, sekaligus meningkatkan jumlah sitasi riset dosen yang berkontribusi pada kemajuan sains dan teknologi di tingkat global. (dvd/ard)