Teknologi Masa Depan: Universitas Trunojoyo Madura dan Dua Universitas Australia Bersinergi Kembangkan Poligenerasi

Share:

trunojoyonews.com. Pamekasan, 20 Januari 2025 – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menjalin kerja sama dengan University of Newcastle dan RMIT Australia dalam sebuah proyek penelitian strategis yang dirancang untuk menghadirkan transformasi teknologi bagi sektor pertambakan garam di Madura. Proyek yang berlokasi di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan ini bertujuan untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi poligenerasi sebagai solusi inovatif dalam diversifikasi hasil produksi tambak garam tradisional..

Rektor UTM, Prof. Safi, menjelaskan bahwa proyek yang telah berjalan sejak 2023 ini memiliki visi besar meningkatkan kesejahteraan petani garam dengan mengintegrasikan berbagai inovasi teknologi. “Kami ingin mengatasi tantangan besar yang dihadapi petani garam tradisional, seperti perubahan iklim, fluktuasi harga garam, dan minimnya akses terhadap teknologi. Proyek ini adalah jawaban untuk semua itu,” ujar Prof. Safi.

Melalui teknologi poligenerasi, tambak garam tidak hanya menghasilkan garam berkualitas tinggi, tetapi juga diversifikasi produk seperti rumput laut, air bersih melalui sistem seawater reverse osmosis (SWRO), dan energi listrik yang dihasilkan dari panel surya serta teknologi organik rankine cycle.

Proyek ini juga memiliki dampak sosial bagi masyarakat Madura secara keseluruhan. Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menunjukkan komitmennya untuk melibatkan para istri petani dalam proses pengolahan hasil budi daya rumput laut menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, program pelatihan dan pendampingan produksi telah dirancang secara sistematis untuk meningkatkan kapasitas dan memberdayakan masyarakat lokal, sehingga menciptakan peluang ekonomi baru yang berkelanjutan.

“Kami ingin memastikan setiap elemen dalam proyek ini memberikan manfaat maksimal, tidak hanya bagi petani garam tetapi juga komunitas sekitarnya,” ungkap Nizar Amir, Tim inti peneliti utama proyek ini.

Selain meningkatkan pendapatan petani, proyek ini diharapkan menjadi solusi bagi persoalan global seperti dampak perubahan iklim. Teknologi yang diusung juga membantu mengatasi kekurangan suplai air bersih dan listrik di wilayah pesisir, sehingga masyarakat setempat tidak hanya bergantung pada produksi garam.

“Teknologi ini tidak hanya relevan untuk Madura, tetapi juga berpotensi menjadi model solusi bagi kawasan pesisir di seluruh dunia,” tambah Nizar.

Kehadiran kolaborasi antara UTM, University of Newcastle, dan RMIT Australia semakin mempertegas peran pendidikan tinggi dalam mendorong inovasi yang berdampak nyata bagi masyarakat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah Australia dan Bappenas, proyek ini menjadi bukti bahwa sinergi antarnegara mampu menciptakan terobosan yang menjanjikan masa depan lebih baik.

“Ini adalah langkah awal menuju perubahan besar. Kami berharap teknologi ini tidak hanya menyelesaikan tantangan lokal, tetapi juga menjadi inspirasi global,” tutup Prof. Safi dengan optimisme. (dvd/rt)

Leave a reply